Jumat, 14 Mei 2010

TERAPI AL-QURAN


TERAPI AL-QUR'AN



Al-Quran sebagai penyembuh sesungguhnya sudah banyak difahami oleh banyak muslim, dan kemukzizatan kitab suci ini adalah dari sisi manapun kita memahami Al-Quran, Insya Allah kita pasti akan menemui kebenaran, seperti firman Allah SWT dalam QS. Al-Qhasas; 53 yang artinya, "Dan apabila dibacakan (Al-Quran itu) sebagai peringatan tidak hanya kepada manusia namun juga untuk seluruh alam baik makhluk yang ada dilangit maupun di bumi, di daratan maupun di lautan seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Furqaan ayat 1, "Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. Wujud dari ketaatan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT adalah dengan kepatuhan mereka dalam menjalani perintah Allah SWT. Lihatlah bagaimana matahari mentaati perintah Allah SWT hingga hari ini matahari masih tetap terbit dari ufuk timur dan tenggelam di sebelah barat. Lihatlah bagaimana bulan, bintang dan benda-benda angkasa lainnya mentaati perintah Allah SWT dengan beredar di garis edar yang telah ditentukan. Lihatlah bagaimana jasad ini dari mulai rambut hingga kuku-kuku kaki kita yang tetap mentaati perintah Allah SWT dan tumbuh sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. " Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." QS. Al-Furqaan:2.

Semua yang Allah SWT ciptakan di bumi dan di langit penuh dengan ketaatan dan menghabiskan waktunya hanya untuk bertasbih kepada Allah SWT tak terkecuali bangsa manusia dan jin. Perbedaan kedua jenis ciptaan Allah SWT dibandingkan ciptaan Allah SWT yang lain ini, adalah manusia dan jin memiliki kekhasan tersendiri, keduanya dapat memilih jalan kehidupannya antara jalan kehidupan yang lurus atau jalan kehidupan yang menyesatk
an. Pilihan kehidupan mereka itu yang kelak akan dihisab oleh Allah SWT dan menjadi amalan mereka di akhirat nanti, apakah akan berada disurganya Allah SWT atau berada di neraka karena kedzaliman mereka dan mendurhakai perintah Allah SWT.

Kealpaan, kesalahan, dosa dan kedzaliman dua makhluk yaitu manusia dan jin inilah yang kerap merusak struktur ciptaan Allah SWT yang tercipta dengan keadaan yang harmonis. Hutan ketika disentuh oleh tangan-tangan dzalim akhirnya akan mengakibatkan kegundulan hutan yang berujung pada bencana banjir. Bumi yang dikuasai oleh tangan-tangan dzalim akhirnya berdampak pada kerusakan bumi dengan efek rumah kacanya.

Begitu pula dengan keberadaan berbagai penyakit yang dari masa ke masa terus bertambah jenisnya. Semua penyakit-penyakit tersebut selain datang semata-mata ujian Allah SWT bagi hamba-hambaNya yang shalih, atau juga karena sunatullah pertambahan usia seseorang yang dengan hukum alam juga melemahkan jasadnya, juga dapat terjadi akibat dari ketidaktaatan manusia dalam menjaga alam yang diamanahkan Allah SWT sehingga berdampak merugikan pada orang lain maupun pada manusia itu sendiri.

Akibat sembarangan membuang sampah akan menimbulkan penyakit tidak saja bagi pembuang sampah, tetapi juga bagi orang lain yang ada di lingkungan tersebut. Akibat merokok tidak saja mengganggu kesehatan si perokok, namun asap rokoknya juga berdampak penyakit bagi orang-orang yang ada di dekatnya. Akibat berbagai jenis makanan yang tak jelas kehalalannya, banyak umat yang tidak disadari menggunakan bahkan mengkonsumsi makanan dari bahan-bahan yang diharamkan Allah SWT seperti khamr (alkohol), babi, darah, bahkan plasenta dari janin manusia yang digugurkan yang konon bisa digunakan sebagai bahan-bahan kosmetik maupun obat-obatan, baik yang dioleskan, disuntikan maupun diminum. Dampak yang timbul dengan memakan makanan yang haram tentunya akan mendatangkan berbagai penyakit.

Bagaimanakah kita menyikapi diri dalam menghadapi penyakit yang kapan saja bisa mendera kita, karena para Nabi yang tak diragukan ketaatannya kepada Allah SWT seperti Nabi Sulaiman As, Nabi Ayub As, Nabi Yakub As dan Nabi Muhammad SAW juga pernah diuji Allah SWT dengan mengalami sakit. Sakit mereka bukan lantaran ketidaktaatan namun lebih karena ujian Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul sebagai sunatullah kehidupan mereka yang esensinya adalah manusia biasa.

Belajar dari para Nabi dan Rasul bahwa saat mereka didera sakit, maka yang dilakukan mereka adalah berikhtiar dengan cara yang benar dengan terus memperkuat kesabaran, ketaatan dan berserah diri dengan sempurna dalam ketaatan kepada Allah SWT. Dan risalah terbaik untuk dijadikan rujukan tentunya adalah risalah terakhir yang dibawa oleh Nabi dan Rasul penutup zaman yaitu Al-Quran yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh alam. " Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman" QS. Yunus:57.

Al-Quran yang merupakan kalam Illahi memiliki manfaat yang menakjubkan dalam menumbuhkan efek tenang dalam jiwa anak manusia, seperti dalam QS, Az-Zumar: 23, yang artinya" Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Allah menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun." Ketenangan hati seseorang yang membaca dan mendengarkan Al-Quran memicu peningkatan hormon yang berkhasiat dalam meningkatkan imumnitas seseorang.

Al-Quran sebagai sebuah bacaan yang mulia (QS. Al-Waqiah: 77) tak hanya menggetarkan dada-dada orang-orang yang beriman dan juga orang-orang yang telah diberi pengetahuan oleh Allah SWT akan kebenaran Al-Quran, namun juga menggentarkan seluruh makhluk yang Allah SWT ciptakan di langit dan di bumi tak terkecuali darah darah dan sel-sel dalam tubuh kita yang memiliki kewajiban untuk taat kepada Allah SWT.

Lantunan ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan kepada penderita sakit akan menjadi peringatan bagi tubuh kita untuk menormalkan fungsi-fungsi organ yang sakit kembali kepada hakekat organ itu diciptakan. Salah satu yang akan diaktifkan adalah organ antibody si penderita sakit, sehingga terjadi peningkatan daya imun dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. "Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir" QS. Al-Hasyr:21. Subhanallah... Sungguh semua makhluk di bumi dan di langit tunduk pada perintah Allah SWT yang dikalamkan melalui kitab Al-Quran yang membawa peringatan dan memiliki berkah (QS. Al-Anbiya:50), tak terkecuali seluruh makhluk renik yang ada dalam tubuh manusia, termasuk berbagai virus dan sel-sel abnormal.

Meski pengobatan lain tak bisa dinafikan, karena Rasulullah juga mencontohkan pengobatan lain seperti berbekam, meminum madu, habbatussaudah, minyak zaitun dan berbagai herbal alami sebagai sarana penyembuh, namun terapi Al-Quran merupakan satu keutamaan yang tak boleh ditinggalkan. Paket pengobatan yang komprehensif antara terapi Al-Quran dan berbagai pengobatan cara Rasulullah ini Insya Allah akan mendatangkan keredhaan Allah SWT, dan dengan ijin Allah SWT apapun penyakit yang diderita oleh seorang anak Adam kecuali maut, Insya Allah akan Allah SWT sembuhkan. "Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku" QS. As-Syu'araa:80.

Terapi Al-Quran dengan membacakan doa-doa yang ada dalam Al-Qur'an, yang merupakan cahaya Illahi juga dapat menghancurkan hati yang membatu. " Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Quran) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al-Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan siapa yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus" QS. Asy-Syuura:52

Dengan masuknya cahaya iman dalam hati manusia atas ijin Allah SWT maka pola hidup, pola sosial, pola makan dan sebagainya dari si penderita sakit akan terus menuju perbaikan. Dan semua perubahan yang dilakukan pasien semata-mata karena iman dan mengharapkan redha Allah SWT, dan atas pemahaman bahwa sesungguhnya tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah, untuk menjadi khalifah di muka bumi dan berdakwah meneruskan misi Rasulullah menyampaikan agama kepada ummat.

Sakit pun dihadapi seseorang dengan iman, dengan kesabaran dan dengan ketawakalan menanti datangnya pertolongan Allah. Dan Allah SWT adalah sebaik-baik penolong. Dalam QS. Al-Anbiya:84 "Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipatgandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah". Kesabaran seseorang menghadapi penyakitnya tidak saja akan berbuah pada kesembuhan, namun juga Allah SWT akan memberikan karunia dengan bilangan yang berlipat ganda.

Terapi Al-Quran sangat baik dilakukan oleh si penderita sakit, maupun oleh orang-orang terdekatnya, karib kerabatnya, dan juga boleh dilakukan dengan meminta bantuan orang lain yang shalih. Sesungguhnya Rasulullah saat sakit juga dibacakan doa-doa dari Al-Quran oleh istrinya, Aisyah ra. Begitu pun Rasulullah sering membacakan doa-doa yang berasal dari Al-Quran untuk menyembuhkan orang-orang sakit yang datang kepadanya termasuk orang yang sedang terganggu kejiwaannya. Wallahu'alam. ( Abu Dzikra/Griya sehat BSD-021.935 200 46
)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar